A. Definisi Pemasaran Jasa
Ketika Levit pada tahun 1981 menuliskan artikel 'Intangible' yang
memunculkan pertanyaan 'is marketing of
services different from the marketing goods'. Jawabannya adalah 'the principles may be the same, but the
translation into practice may be profoundly different. Jasa pada dasarnya
merupakan semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan dalam bentuk
fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan
waktu dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau pemecahan masalah yang
dihadapi oleh konsumen. Jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen
dan pemberi jasa, meskipun pihak pihak yang terlibat tidak selalu menyadari.
B. Karakteristik Jasa
1.
Intangibility: Fitur yang tidak nampak (intangible feature)
Ada beberapa kesulitan karena aspek
intangibility yaitu kesulitan bagi konsumen utnuk mengevaluasi sehingga
marketer didorong untuk menjual janji, sulit intuk diiklankan dan dipajang dan
harga sulit untuk ditentukan. Namun intangibility juga memerikan peluang jika
para marketer menciptakan positif feeling dan value sehingga dapat mempengaruhi
konsumen untuk membeli dan kesulitan pesaing untuk meniru dan menciptakan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage)
2.
Inseparability: Tidak terpisahkan
antara produksi dan konsumsi (moment of truth)
3.
Perishability (mudah rusak)
: Here today, gone tomorrow
Karena produksi dan konsomsi berjalan
simultan, jasa punya karekteristik perishability yang artinya kapasitas jasa
yang tidak digunakan tidak dapat disimpan untuk masa yang akan
dating. Isu lain dari jasa adalah kenyataan jika pelayanan yang
diberikan sangat mengecewakan, sulit untuk diperbaiki.
Permasalahan
perishability karena ketidak akuratan ramalan
permintaan. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan
sesuatu yang lebih baik yaitu meningkatkan permintaan menyesuaikan penawaran
dengan cara berikut :
1. Melakukan perbaikan pada waktu malam.
2. Mendorong konsumen untuk berperan pada
jasa seperti : mengisi formulir, menggunakan ATM.
3. Mengerjakan karyawan part time pada saat
peak demand.
4. Menawarkan harga berbeda beda (price
differentiation) untuk mengalihkan ke off peak
Secara garis besar perishability dapat
menimbulkan permasalahan dan juga peluang karena : jasa sulit disimpan,
sangat sulit mengembangkan demand-supply, kapasitas yang tidak dipakai akan
hilang, dan permintaan sangat time sensitive.
4. Heteroginity
(bervariasi) : The need for quality
assurance
Jasa adalah people based, hal ini
menyebabkan heteroginias atau variasi dalam kualitas. Hal ini disebabkan
perilaku manusia yang berbeda beda sehingga sangat sulit penyedia jasa untuk
selalu menawarkan jasa secara konsisten. Heteroginitas jasa
menimbulkan kesulitan terhadap control kualitas dan sulit mendiferensiasikan
penawaran jasa. Untuk mengatasi hal ini para pemasar jasa
harus menyesuaikan (custumize) penawaran dengan kebutuhan spesifik konsumen.
5. Client based relationship
Keberhasilan jasa sangat tergantung pada
penciptaan dan memelihara hubungan dengan klien (client based relationship),
yang dapat menghasilkan tingkat kepuasan. Proses untuk menciptakan dan
mempertahankan client based relationship disebut relationship marketing yang
bertujuan untuk kepuasan konsumen sehingga dapat menjadi loyal dan tidak mau
pindah ke produk jasa lain. Salah satu tujuan client relationship adalah
membuat lebih mudah untuk menjual jasa baru, karena jasa terus
berkembang.
6. Kontak kepada konsumen (customer contact)
Bisnis jasa ditandai adanya interaksi
antara penyedia jasa dan konsumen, baik high contact maupun low contact. Pada
high contact karyawan menjadi elemen penting bagi kepuasan konsumen. Employee
satisfaction adalah salah satu factor penting untuk memberikan “high services
quality”. High contact service ini sangat mahal karena memerlukan keterlibatan
karyawan yang besar ( labor intesif)
C. Klasifikasi Jasa
Menurut Grifin (1996), pengklasifikasian
produk jasa ada beberapa cara :
Berdasarkan atas tingkat kontak konsumen
dengan pemberi jasa sebagai bagian dari system saat jasa tersebut dihasilkan dibedakan
dalam :
1.
High contact system (contoh : pendidikan, rumah
sakit, transportasi)
2.
Low contact system (contoh : bengkel mobil,
pemadam kebakaran, teknisi)
Berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur:
1.
Pure services tergolong high contact dengan tanpa persedian (contoh : jasa tukang cukur,
ahli bedah).
2. Quasimanufacturing services tergolong low
contact tanpa konsumen dalam proses produksi (contoh ;
perbankan, asuransi, kantor pos dan jasa pengantaran/kurir).
3.
Mixed sevices tergolong contact menengah yang
menggabungkan sifat pure services dan
quasimanufacturing service (contoh ;
jasa bengkel, toko dry cleaning, jasa
ambulance, pemadam kebakaran).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar