“Pengaruh Penggunaan Raline Shah Sebagai Celebrity Endorser Dalam Iklan Terhadap Brand Image Produk Luwak White Coffe”.
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan
masyarakat Indonesia baik dari segi ekonomi maupun bisnis yang sangat pesat memaksa
perusahaan bisnis untuk menerapkan strategi pemasaran produk yang tepat agar
dapat menarik minat pembeli serta mempertahankan pelanggan yang dimiliki. Dalam
menanggapi hal ini perusahaan harus dapat mengerti keinginan konsumen dan
pelanggannya. Selain itu perusahaan harus teliti dalam melihat peluang pasar
yang ada agar perusahaan dapat berkembang dengan cepat. Salah satu strategi
pemasaran dalam mempromosikan produknya adalah dengan memanfaatkan teknologi
yang ada seperti melalui iklan di televisi mengingat pada masa sekarang ini
televisi merupakan salah satu cara tercepat untuk mempromosikan produk karena
hampir semua rumah memiliki televisi. Selain itu melalui media iklan televisi
merupakan cara tercepat untuk mendapatkan respon konsumen atas produk
perusahaan.
Dalam iklan
pemilihan selebriti akan sangat membantu perusahaan untuk menciptakan brand image masyarakat terhadap
perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu strategi pemasaran untuk
mendongkrak penjualan produk perusahaan, apalagi jika produk perusahaan
tersebut masih tergolong dalam produk baru seperti kopi Luwak. Kopi Luwak
merupakan salah satu produk kopi instan yang masih dalam tahap pengenalan.
Produk yang masih dalam masa pengenalan membutuhkan promosi yang menarik untuk
menginformasikan serta menciptakan kesadaran merek pada pembeli potensial serta
untuk mempengaruhi agar mau membeli produk tersebut. Untuk memenuhi keinginan
konsumen Kopi Luwak menciptakan diferensiasi produk yaitu White Coffee dan Kopi Arabika.
Kopi Luwak dalam
iklannya menggunakan Christian Sugiyono untuk Kopi Arabika dan Raline Shah
untuk White Coffee. Namun, dalam
penelitian ini yang diteliti adalah White
Coffee yang menggunakan Raline Shah sebagai bintang iklannya. Dalam
penelitian ini digunakan 5 dimensi brand
image antara lain credibility of
endorser, attractiveness of endorser, expertise of the endorser,
trusttworthiness of endorser serta celebrity
match up product.
Penelitian ini
akan dilakukan di Universitas Muhammadiyah Purworejo denga mahasiswa sebagai
responden penelitiannya. Pemilihan mahasiswa sebagai respondennya dikarenakan
mahasiswa merupakan salah satu target pasar Luwak White Coffee, selain itu mahasiswa termasuk kedalam golongan
masyarakat yang konsumtif sehingga sangat cocok untuk dijadikan responden.
Berdasarkan
uraian diatas peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan endorser dari kalangan selebriti memiliki pengaruh atau tidak serta
apabila memiliki pengaruh peneliti ingin mengetahui seberapa besar tingkat
pengaruh tersebut terhadap brand image perusahaan,
sehingga dibuat judul penelitian “Pengaruh
Penggunaan Raline Shah Sebagai Celebrity
Endorser Dalam Iklan Terhadap Brand
Image Produk Luwak White Coffe”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi terdapat beberapa masalah.
Masalah tersebut antara lain:
1. Adanya
persaingan di dunia bisnis yang ketat dan memiliki pertumbuhan yang cepat.
2. Terdapat
banyak perusahaan yang berbisnis kopi instan di Indonesia sehingga perusahaan
harus tepat dalam merancang strategi pemasarannya.
3. Bagi
produk baru pengenalan produk merupakan hal yang sangat penting karena dapat
mempengaruhi penjualan produk serta brand
image perusahaan dimata konsumennya.
4. Pemilihan
media promosi harus sesuai dengan target pasarnya. Serta cara pempromosiannya
harus tepat.
C. Batasan Masalah
Pembatasan
masalah dilakukan untuk mengatasi keterbatasan waktu, biaya, serta luasnya
objek penelitian. Penelitia ini dibatasi
dengan:
1. Objek
Penelitian
Objek penelitian ini adalah produk
kopi instan Luwak White Coffe.
2. Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.
3. Lokasi
Penelitian
Penelitian ini berlokasi di
Kabupaten Purworejo khusunya di Universitas Muhammadiyah Purworejo.
4. Variabel
Penelitian
Variabel penelitian ini dibatasi
pada variabel independen adalah celebrity endorser sedangkan untuk
variabel dependen adalah brand image Luwak White Coffee.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
sikap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo terhadap produk Luwak White Coffee ?
2. Bagaimana
pandangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo terhadap selebriti
Raline Shah dalam mengiklankan produk Luwak White
Coffee ?
3. Apa
pengaruh yang didapatkan dengan menggunakan Raline Shah sebagai bintang iklan
produk Luwak White Coffee ?
4. Mengetahui
apakah penggunaan brand endorser Raline
Shah telah efektif dalam mempromosikan Luwak White Coffee ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan
peneliti melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
bagaimana pengaruh penggunaan Raline Shah sebagai celebrity endorser dalam iklan terhadap brand image produk Luwak White
Coffee.
2. Mengetahui
pandangan masyarakat (mahasiswa) tentang strategi promosi melalui iklan yang
dilakukan oleh perusahaan.
3. Untuk
mengetahui seberapa efektif penggunaan iklan pada televisi yang telah dilakukan
oleh Luwak White Coffee.
4. Untuk
mengetahui seberapa efektif penggunaan Raline Shah sebagai celebrity endorser pada iklan Luwak White Coffee.
F.
Manfaat
Penelitian
Suatu penelitian
yang baik adalah penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi peneliti maupun
orang-orang dilingkungan sekitarnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Secara
Teoritis
Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat menjelaskan secara lebih detail dan jelas teori tentang
penggunaan celebrity endorser pada
iklan ditelevisi.
2. Secara
Umum
Memberikan pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti pada khususnya serta pembaca pada umumnya tentang .
Selain itu diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam merancang
strategi pemasarannya dalam iklan ditelevisi.
G. Kajian Teori, Kerangka Pemikiran
dan Hipotesis Penelitian
1.
Kajian
Teori
a.
Periklanan
Periklanan
adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran. Dalam iklan selain menyediakan informasi mengenai
produk juga berfungsi sebagai buyer atas
produk yang ditawarkan. Iklan merupakan salah satu pendekatan secara langsung
yang dapat mempengaruhi sikap konsumen. Sementara itu sikap konsumen terhadap
iklan dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek yang diiklankan
tersebut. Sikap konsumen adalah
kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak terhadap iklan
tertentu. Sikap konsumen terhadap iklan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti isi pesan, pengaruh iklan terhadap suasana hati dan emosi konsumen
(Simamora, 2004 : 174). Dalam menampilkan iklan pemasar dituntut untuk kreatif
dan inovatif agar dapat menarik perhatian konsumen dan memunculkan minat
konsumen untuk membeli. Hal ini dikarenakan sikap berperan secara langsung
dalam mempengaruhi minat beli konsumen (Arifin, 2010 : 2).
Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk membuat iklan yang menarik dan inovatif
yakni dengan menggunakan celebrity
endorser. Endorser adalah pendukung iklan atau dikenal juga sebagai bintang
iklan yang mendukung produk yang diiklankan (Shimp, 2003 : 455). Sedangkan selebrity adalah seorang tokoh (aktor, entertainer atau atlet) yang dikenal
karena prestasinya didalam bidang-bidang yang berbeda dari produk yang
diiklankan (Shimp, 2003 : 460). Selebriti dipandang sebagai individu yang
disukai oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya
dari individu lain. Kata-kata yang diucapkan dan bahkan kharisma seseorang
dapat mempengaruhi seseorang untuk mengambil perhatiannya.
Alasan
yang menyebabkan selebriti sangat diminati oleh produsen untuk mengiklankan
produknya adalah karena pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik (kaum
selebriti yang sedang populer) akan mendapat perhatian yang lebih besar serta
lebih mudah diingat oleh konsumen (Royan, 2004 : 2).
Selebriti
adalah wujud nyata dari berbagai image atau
asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Apabila suatu merek
diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda dan penuh stamina maka selebriti
yang dipakai harus mewakili semua asosiasi tersebut. Bagi seorang pemasar hal
ini sangat penting karena personality (atribut)
yang kuat membuat merek suatu produk akan nampak berbeda bila dibandingkan
dengan merek lain.
Ketepatan
memilih endorser dapat didasarkan
pada atribut yang melekat pada endorser tersebut.
Karakteristik yang ada dalam diri endorser dapat mempengaruhi respons konsumen
terhadap iklan. Pemiliahan bintang yang tepat akan mempengaruhi pertumbuhan market share (Royan, 2004 : 5).
b. Celebrity
Endorser
Celebrity
selebrity adalah seorang tokoh (aktor, entertainer atau atlet) yang dikenal karena prestasinya didalam
bidang-bidang yang berbeda dari produk yang diiklankan (Shimp, 2003 : 460). Pada
penelitian sebelumnya yang berjudul “Investigate
the Impact of Celebrity Endorsement on Brand Image (2011)”, Hakimi,
Abedniya, dan Zaeim mengolongkan lima dimensi celebrity endorser antara lain celebrity
of endorser, attractiveness of endorser, expertise of endorser, trustwortniness
of endorser serta celebrity match-up
product.
c. Celebrity
of Endorser
Kredibilitas
merupakan variabel yang menunjukkan selebriti endorser sebagai orang yang dapat
dipercaya dan dianggap memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti
kehandalan merek (Shimp, 2003 : 464). Seorang endorser yang memiliki
wawasan yang luas akan membuat konsumen percaya dan tertarik pada produk yang
diiklankannya.
d. Attractiveness
of Endorser
Menurut Shimp
(2007:304), Daya tarik mengacu pada diri yang dianggap sebagai sesuatu yang
menarik untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep daya tarik. Daya tarik
dapat meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa
dimensi penting dari konsep daya tarik.
Konsumen
cenderung memiliki stereotip yang positif terhadap selebriti. Penelitian
menunjukkan bahwa daya tarik dari selebriti dapat mengubah kepercayaan yang
dimiliki oleh konsumen (Debevec & Kernan, 1984; Chaiken, 1979 dalam
Abedniya, Hakim dan Zaeim, 2011: 119). Sejumlah penelitian juga menunjukkan
bahwa daya tarik fisik dari seorang celebrity endorser dapat
meningkatkan brand image dari produk itu sendiri (Abedniya, Hakim dan
Zaeim, 2011: 119).
e. Expertise
of Endorser
Menurut Shimp
(2007:304), keahlian (expertise) mengacu pada pengetahuan, pengalaman
atau keahlian yang dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek
yang didukung. Seorang endorser yang
diterima sebagai seorang yang ahli pada merek yang didukungnya akan lebih
persuasif dalam menarik audience dari pada seorang endorser yang tidak diterima sebagai seorang yang ahli.
f. Trustwortniness
of Endorser
Istilah trustworthiness
(dapat dipercaya) menurut Shimp (2007 : 304) adalah mengacu pada sejauh
mana sumber dipandang memiliki kejujuran, integritas dan dapat dipercaya.
Sumber dapat dipercaya (trustworthiness) secara sederhana berarti
endorser sebuah merek secara bertingkat membuat audience memiliki
kepercayaan pada apa yang mereka katakan. Jika sumber atau endorser tersebut adalah selebriti maka trustworthiness lebih
mengarah pada kemampuan selebriti untuk memberi kepercayaan atau percaya diri
pada konsumen suatu produk.
g. Celebrity
Match-Up Product
Kecocokan
selebriti dengan merek mengacu pada citra selebriti, nilai, dan perilaku
selebriti sesuai dengan kesan yang diinginkan untuk merek yang diiklankan
(Shimp, 2007). Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap pencitraan produk
dibenak konsumen serta penerimaan produk yang diiklankan dimasyarakat luas
sehingga akan berpengaruh terhadap brand
imagenya.
h. Brand
Image
Menurut Shimp
(2007 : 38) brand image yaitu suatu kumpulan asosiasi merek yang
didasari oleh berbagai ketertarikan yang dikembangkan oleh konsumen pada setiap
waktu, brand seperti manusia dapat berupa gagasan yang mempunyai
masing-masing personality produk atau jasa yang diwakili oleh sebuah
merek.
Celebrity
endorser dapat memerankan posisi yang vital untuk membawa
sebuah merek agar dapat dikenal luas oleh masyarakat. Penggunaan selebriti sebagai
bagian dari sebuah strategi pemasaran adalah salah satu cara yang populer untuk
mendukung pembentukan citra sebuah merek. Oleh karena itu, citra produk dapat
terbentuk jika terdapat stimulus yang mampu merangsang perhatian konsumen
sehingga konsumen memiliki persepsi baik terhadap merek. Untuk bisa memberikan
daya tarik, maka sebuah iklan harusmemperhatikan tema endorser dalam iklan dan
mencocokkan kesesuaian antara merek yang diiklankan dengan celebrity
endorser-nya.
2.
Kerangka
Pemikiran
Berdasarkan
uraian kajian teori diatas disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :



![]() |
H1
(+)
![]() |

![]() ![]() ![]() |
Brand Image (Y)
|
H3
(+)
Trustwortniness of Endorser (X4)
|
H4
(+)
Celebrity Match-Up
Product (X5)
|

Variabel
Independen Variabel Dependen
Keterangan
:


Gambar diatas
menjelaskan pengaruh varibel independen celebrity
endorser (celebrity of endorser (X1), attractiveness of endorser (X2), expertise of endorser (X3), trustwortniness of endorser (X4), serta
celebrity match-up product (X5)) terhadap variabel dependen (brand image (Y)).
3.
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis adalah
suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau leadaan tertentu
yang telah terjadi atau akan terjadi merupakan pernyataan peneliti tentang
hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan
yang paling spesifik (Kuncoro, 2010 : 48). Berdasarkan paparan kerangka
pemikiran di atas disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 = celebrity of endorser (X1) berpengaruh positif terhadap brand
image.
H2 = attractiveness of endorser (X2) berpengaruh positif terhadap brand
image.
H3 = expertise of endorser (X3) berpengaruh positif terhadap brand
image.
H4 = trustwortniness of endorser (X4) berpengaruh positif terhadap brand
image.
H5 = celebrity match-up product (X5) berpengaruh positif terhadap brand
image.
H6 = secara simultan kelima variabel
tersebut berpengaruh positif terhadap brand
image.
H. Metode Penelitian
1.
Desain
Penelitian
Penelitian ini
adalah penelitian yang menggunakan data dari opini individu. Teknik pengumpulan
data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data
survei. Survei (survey) atau
lengkapnya self-administered survey adalah
teknik pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan (kuisioner)
kepada responden individu (Jogiyanto, 2013 : 140).
2.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di Kabupaten Purworejo dengan target responden adalah mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sementara itu penelitian ini dilakukan pada
bulan Juni 2014 sampai bulan Oktober 2014.
3.
Populasi
dan Sampel
a. Populasi
Populasi
adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi
objek penelitian (Kuncoro, 2001 : 103). Populasi penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.
b. Sampel
Penelitian
Sampel
adalah suatu himpunan bagian (subset)
dari unit populasi (Kuncoro, 2003 : 103). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan sampel sebanyak 100 responden yang berasal dari mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
c. Teknik
Pengambilan Sampel
Teknik
pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (nonprobabilitas sampling). Purposive sampling adalah
teknik penentuan pengambilan sampel yang berdasarkan kriteria sampel tertentu yang
sesuai dengan kehendak peneliti (Kuncoro, 2003 : 119). Adapun kriteria sampel
penelitian ini adalah:
- Mahasiswa
karena masuk dalam golongan masyarakat yang konsumtif.
- Masyarakat
yang mengetahui dengan keadaan lingkungan sekitarnya (mahasiswa).
- Responden
yang sering menonton televisi.
- Responden
yang pernah membeli atau menjadi pelanggan Luwak White Coffee.
4.
Variabel
Penelitian
Variabel adalah
sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai yang dapat berbeda
pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama atau sebaliknya
(Kuncoro, 2003 : bab 4). Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu
variabel independen dan variabel dependen.
a. Variabel
Independen
Variabel
Independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen
dan memiliki arah hubungan positif atau negatif bagi variabel dependen nantinya
(Kuncoro, 2003 : bab 4). Dalam penelitian ini variabel independennya sebagai
berikut:
·
Celebrity
of endorser (X1)
·
Attractiveness
of endorser (X2)
·
Expertise
of endorser (X3)
·
Trustwortniness
of endorser (X4)
·
Celebrity
match-up product (X5)
b. Variabel
Dependen
Variabel
dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan (Kuncoro,
2003 : bab 4). Untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah brand image (Y).
5.
Definisi
Operasional
Variabel adalah
sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai yang dapat berbeda
pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama atau sebaliknya
(Kuncoro, 2003 : bab 4). Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu
variabel independen dan variabel dependen.
Variabel
Independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen
dan memiliki arah hubungan positif atau negatif bagi variabel dependen nantinya
(Kuncoro, 2003 : bab 4). Variabel independen dalam penelitian ini antara lain: celebrity endorser celebrity of endorser (X1), attractiveness of endorser (X2), expertise of endorser (X3), trustwortniness of endorser (X4), serta
celebrity match-up product (X5).
Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam
sebuah pengamatan (Kuncoro, 2003 : bab 4). Untuk variabel dependen dalam
penelitian ini adalah brand image (Y).
Celebrity Endorser
Item dari variabel celebrity endorser yang
akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian yang berjudul “Investigate
the Impact of Celebrity Endorsement on Brand Image (2011)” yang dilakukan
oleh Hakimi, Abedniya, dan Zaeim. Dimana item-item dalam dimensi celebrity
endorser yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
Credibility of Endorser
Kredibilitas merupakan variabel yang menunjukkan
selebriti endorser sebagai orang yang dapat dipercaya dan dianggap memiliki
wawasan tentang isu tertentu, seperti kehandalan merek (Shimp,2003:464). Hal
ini dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:
1. Selebriti
image
2. Popularitas
3. Integritas
4. Pribadi
yang baik.
Attractiveness
of Endorser
Daya tarik endorser adalah persepsi ciri-ciri fisik
dari individu seorang endorser yang menarik untuk dilihat penonton (Kahle dan
Homer dalam Hakimi, Abedniya, dan Zaeim, 2011). Hal ini diukur dengan
indikator:
1.
Berpenampilan menarik
2.
Ketampanan/kecantikan
3.
Berkelas
4.
Sexy
Expertise
of the Endorser
Keahlian adalah kemampuan endorser untuk memberikan
informasi akurat yang berasal dari pengetahuan, pengalaman, pelatihan atau
keterampilan yang dimiliki endorser dalam menyampaikan iklan (Erdogan, Baker
dan Tagg dalam Hakimi, Abedniya, dan Zaeim, 2011). Dalam hal ini, diukur dengan
indikator:
1. Pengalaman
2. Layak
berbicara tentang produk
3. Keahlian
yang baik
4. Berpengetahuan
luas
Trustworthiness
of Endorser
Kepercayaan merupakan variabel yang menunjukkan
tentang sejauh mana kepercayaan konsumen pada endorser untuk membawa pesan
secara jujur (Hakimi, Abedniya, dan Zaeim,2011). Hal ini diukur dengan
indikator sebagai berikut:
1. Kejujuran
2. Handal
3. Tulus
4. Dapat
dipercaya
Celebrity
Match-Up Product
Kecocokan selebriti dengan merek mengacu pada citra
selebriti, nilai, dan perilaku selebriti sesuai dengan kesan yang diinginkan
untuk merek yang diiklankan (Shimp,2007). Hal ini diukur dengan indikator :
1. Reputasi
2. Image
3. Daya
tarik
4. Keahlian
Brand Image
Menurut Shimp (2007:38) brand image yaitu
suatu kumpulan asosiasi merek yang didasari oleh berbagai ketertarikan yang
dikembangkan oleh konsumen pada setiap waktu, brand seperti manusia
dapat berupa gagasan yang mempunyai masing-masing personality produk
atau jasa yang diwakili oleh sebuah merek. Adapun indikator dari variabel dependen
(brand image) dalam penelitian ini adalah :
1. Slogan
2. Logo
3. Advertisement
4. Reputation
5. Word of mouth
5.
Pengumpulan
Data
Untuk memperoleh
data primer yang baik dan secara terperinci peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data metode kuesioner. Metode kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012 :
199). Daftar pertanyaan bersifat tertutup yang artinya jawaban atas pertanyaan
yang diajukan sudah tersedia dan responden diminta untuk memilihnya.
Variabel
kuesioner : celebrity endorser dan brand image.
Keterangan
:
SS = Sangat Setuju (Skor 5)
S = Setuju (Skor 4)
N = Netral (Skor 3)
TS = Tidak Setuju (Skor 2)
STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)
6.
Instrumen
Penelitian
a.
Uji
Validitas
Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007 : 47).
Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)
adalah alat analisis faktor yang digunakan untuk menguji apakah suatu kontruksi
mempunyai unidimensionalitas atau
apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah konstruk
atau variabel. Jika masing-masing indikator merupakan indikator pengukur
konstruk maka akan memiliki nilai loading
factor yang tinggi (minimal 0,4). Asumsi yang mendasari dapat tidaknya
digunakan analisis faktor adalah data lain yang digunakan untuk mengukur
tingkat korelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor.
Analisis faktor yang digunakan adalah Kaiser-Meyer-Olkin
Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari 0 sampai
dengan 1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis
faktor (Ghozali, 2007 : 49).
b.
Uji
Reliabilitas
Uji
reliabilitas menunjukan tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur
(kuesioner). Kuesioner disebut reliabel jika mampu memberikan hasil yang
konsisten bila dipakai secara berulang kali dengan asumsi kondisi pada saat
pengukuran tidak berubah. Kriteria yang dipakai adalah dengan melihat besarnya
nilai Chronbach Alpha. Suatu alat
ukur dapat disebut reliabel jika mempunyai nilai Chronbach Alpha > 0,6 dan sebaliknya jika nilai Chronbach Alpha < 0,6 maka instrumen
tidak reliabel (Arikunto, 2002 : 170). Pada penelitian ini peneliti menggunakan
bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) version
19 untuk menguji realibilitasnya.
7.
Analisis
Data
a.
Uji
Regresi Linear Berganda
Analisis
data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh credibility of endorser (X1),
attractiveness of endorser (X2), expertise of endorser (X3), trustworthiness
of endorser (X4), dan celebrity match-up product (X5), terhadap brand
image (Y) adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
program analisis SPSS (Statistical Package for Social Sciences) version 19.
Regresi linear berganda adalah model regresi yang menggunakan lebih dari satu
variabel independen (X) untuk mengestimasi nilai variabel dependen (Y).
Formula
untuk regresi linear berganda adalah sebagai berikut (Rangkuti,
2003:132). :
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan :
Y = brand image
b1 = credibility
of endorser
b2 = attractiveness
of endorser
b3 = expertise
of endorser
b4 = trustworthiness
of endorser
b5 = celebrity
match-up product
a = konsanta
b1 = koefisien regresi credibility
of endorser
b2 = koefisien regresi attractiveness
of endorser
b3 = koefisien regresi expertise
of endorser
b4 = koefisien regresi trustworthiness
of endorser
b5 = koefisien regresi celebrity
match-up product
e = penganggu (eror)
Untuk mendapatkan kepastian dari persamaan regresi
tersebut setiap variabel independen dilakukan pengujian hipotesis dengan
variabel dependennya.
b.
Uji
Simultan (Uji F)
Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2012 : 98). Dalam peneltian ini
digunakan tingkat kepercayaan 95% atau probabilitas 0,05.
Salah
satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan
dengan F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel,
maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen (credibility
of endorser, attractiveness of endorser, expertise of endorser,
trustworthiness of endorser dan celebrity match-up product)
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (brand image).
Adapun
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha = secara simultan
variabel independen (credibility of endorser, attractiveness of
endorser, expertise of endorser, trustworthiness of endorser
dan celebrity match-up product) berpengaruh terhadap variabel dependen (brand image)
Ho = secara simultan
variabel independen (credibility of endorser, attractiveness of
endorser, expertise of endorser, trustworthiness of endorser
dan celebrity match-up product) tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen (brand image
Menurut Duwi
Priyatno (2010 : 67), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1.
Ho : β1 = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar
dari 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua
variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat.
2. Ha
: β1 ≠ 0
Jika
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima, ini
berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
c.
Uji
Parsial (Uji t)
Menurut
Ghozali (2012:98), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua
pihak (two tails) ini berlaku ketentuan, bahwa bila nilai t hitung,
berada pada daerah penerimaan Ho atau terletak di antara nilai tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila nilai t hitung lebih kecil
atau sama dengan
(≤) dari nilai tabel maka Ho diterima.
Adapun
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha = secara parsial setiap variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen (brand image)
Ho = secara parsial setiap
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (brand image)
Menurut
Duwi Priyatno (2010 : 69), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1.
Ho : β1 = 0
Jika nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak, ini
berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2.
Ha : β1 ≠ 0
Jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima, ini
berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh
secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
KUESIONER
Pengaruh Penggunaan Raline Shah
Sebagai Celebrity Endorser Dalam
Iklan Terhadap Brand Image Produk
Luwak White Coffe
Identitas
responden (boleh
tidak diisi)
Nama
:
Jenis
Kelamin :
Usia :
Isilah pernyataan di
bawah ini dengan cara memberi tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan
pendapat anda yang sebenarnya pada kolom yang sudah tersedia.
Petunjuk
:
Anda dapat memilih
salah satu jawaban yang menurut Anda
paling tepat dengan keterangan sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju (Skor 5)
S = Setuju (Skor 4)
N =Netral (Skor
3)
TS = Tidak Setuju (Skor 2)
STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)
a. Credibility
of Endorser
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Raline
Shah adalah selebriti yang baik menurut anda.
|
|||||
2.
|
Artis
Raline Shah terkenal atau populer dimasyarakat Indonesia.
|
|||||
3.
|
Artis
Raline Shah dapat dipercaya dalam perkataannya.
|
|||||
4.
|
Artis
Raline Shah memiliki kepribadian yang baik.
|
b.
Attractiveness of Endorser
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Artis
Raline Shah memiliki penampilan yang menarik sehingga mampu membuat anda tertarik
untuk memperhatikannya.
|
|||||
2.
|
Artis
Raline Shah memiliki kecantikan yang membuat anda tertarik.
|
|||||
3.
|
Artis
Raline Shah memiliki kelas tersendiri sebagai artis.
|
|||||
4.
|
Artis
Raline Shah seksi sehingga membuat anda memperhatikannya apabila muncul di
televisi.
|
c.
Expertise of the
Endorser
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Artis
Raline Shah berpengalaman dan berpengetahuan luas sebagai aktor dan bintang
iklan.
|
|||||
2.
|
Yang
dibicarakan artis Raline Shah dalam iklannya sesuai dengan produk Luwak White Coffe.
|
|||||
3.
|
Artis
Raline Shah memiliki keahlian yang baik dalam mempromosikan suatu produk.
|
d.
Trustworthiness of
Endorser
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Artis
Raline Shah jujur dalam menginformasikan produk Luwak White Coffee.
|
|||||
2.
|
Artis
Raline Shah merupakan selebriti yang handal dalam mengiklankan produk Luwak White Coffee.
|
|||||
3.
|
Yang
dikatakan artis Raline Shah dalam iklan Luwak White Coffee benar dan dapat dipercaya.
|
e. Celebrity
Match-Up Product
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Artis
Raline Shah memiliki reputasi yang baik dalam dunia entertainer.
|
|||||
2.
|
Yang
dibicarakan artis Raline Shah dalam iklan Luwak White Coffe membuat anda tertarik untuk mencobanya.
|
|||||
3.
|
Artis
Raline Shah memiliki keahlian yang baik dalam mempromosikan suatu produk.
|
f.
Brand Image
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Slogan
the real white coffe serta membuat
percaya diri dan elegan yang dipakai Luwak white coffee menarik bagi anda.
|
|||||
2.
|
Logo
gambar Luwak yang dipakai sesuai dengan produk kopinya.
|
|||||
3.
|
Iklan
Luwak white coffee menarik dan
mudah diingat.
|
|||||
4.
|
Dimasyarakat
beredar isu positif atas produk Luwak white
coffee.
|
Daftar
Pustaka
-
Jogiyanto. (2013). Medologi Penelitian
Bisnis. Edisi ke-6. Yogyakarta : BPFE.
-
Kuncoro, Mudrajad. (2010). Metode Riset
untuk Bisnis dan Ekonomi : bagaimana meneliti dan menulis tesis. Jakarta :
Erlangga.
-
Kotler, Philip. (2003). Marketing Management, 11th Edition.
Prentice Hall Int’l, New Jersey.
-
Shimp, A. Terence., (2003). Periklanan
Promosi. Terjemahan oleh Revyani Sjahrial, SE. Jakarta : PT. Gramedia.
-
Abedniya, Abed, Bardia Yousef Hakimi,
dan Majid Nokhbeh Zaeim., 2011. Investigate the Impact of Celebrity
Endorsement on Brand Image.(http:www.eurojournals.com, diakses 28 Januari
2013).
-
Tobing,
Renaldo M.L. (2012). Pengaruh Penggunaan Iwan Fals Sebagai Celebrity
Endorser Dalam Iklan Terhadap Brand Image Top Coffee (Studi Pada
Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang).
-
Zakiya, Sabdosih. (2013). Pengaruh
Variabel Celebrity Endorser Terhadap Citra Merek L’oreal (Studi Produk L’oreal
Paris Total Repair di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya,
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang).
-
Endang Dan Dina. (2012). Pengaruh Agnes Monica Sebagai Celebrity Endorser Terhadap Pembentukan Brand Image Honda Vario.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar